FABACEAE (KACANG-KACANGAN) DALAM SAINS DAN AL QURAN

by - 3:46 AM

MAKALAH BOTANI TUMBUHAN BERPEMBULUH
FABACEAE (KACANG-KACANGAN) DALAM SAINS DAN AL QURAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Botani Tumbuhan Berpembuluh


Dosen Pengampu:
                                                              Drs. Sulisetijono                                      
Ainun Nikmati Laily M. Si



Disusun oleh :

Ario Miftahul H        (13620025)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015

A.      LATAR BELAKANG

Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang telah diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi ini. Semua yang diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini tentu saja mempunyai peranan masing-masing untuk tetap dapat menjaga keseimbangan ekosistem. Di alam ini terdapat banyak sekali jenis tumbuhan yang berbeda-beda. Semua tumbuhan mempunyai manfaat bagi manusia karena tidak ada sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT yang sia-sia. Sebagimana dalam potongan QS. Ali-‘Imran ayat 191 yang berbunyi:
Artinya : " Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 191).
Tumbuhan diciptakan di bumi ini salah satu tujuannya adalah agar dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan pokok, sumber protein nabati, sebagai obat, sebagai hiasan (fungsi estetika) dan sebagai bahan bangunan. Tumbuhan yang dimanfaatkan manusia sebagai bahan makanan salah satunya adalah suku Fabaceae (kacang-kacangan).
Suku Fabaceae (kacang-kacangan) ini berupa tanaman herba (kadang-kadang membelit dengan sulur), perdu, pohon atau liana, kadang-kadang berduri, akar sering bersimbiosa dengan bakteri pengikat nitrogen. Daun tersebar, jarang berhadapan, majemuk pinatus, palmatus, bunga dalam rasemus, spika atau kapitulum, biseksual, zigomorf. Buah legum, kadang-kadang samara dan biji dengan funikulus pendek, testa sering keras serta biji mengandung kanavanin. Suku ini terdiri dari sekitar 440 marga dengan 12.000 jenis, tersebar luas dari daerah tropis sampai temperata (Dasuki, 1991: 111-113).
Suku Fabaceae (kacang-kacangan) yang termasuk di dalamnya adalah jenis polong-polongan atau biji-bijian ini tersurat dalam Al-qur’an QS. Yasin  ayat 33 yang berbunyi :   
Artinya : "Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. ” (QS. Yasin: 33).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa betapa besarnya kekuasaan Allah SWT yang dapat menjadikan bumi yang mati ini menjadi hidup dan kemudian mengeluarkan berbagai macam biji-bijian yang diperuntukkan untuk makanan bagi makhluk yang hidup didalamnya termasuk manusia. Makalah ini hanya akan membahas tentang tanaman yang berbiji khususnya suku Fabaceae (kacang-kacangan).
A.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.      Bagaimana kaidah suku Fabaceae (kacang-kacangan) dalam Al Quran?
2.      Apa manfaat dari suku Fabaceae (kacang-kacangan)?
B.  Tujuan
Tujuan dari makalahs ini adalah :
1.      Untuk mengetahui kaidah suku Fabaceae (kacang-kacangan) dalam Al Quran.
2.      Untuk untuk engetahui manfaat dari suku Fabaceae (kacang-kacangan).


C.      PEMBAHASAN

Suku Fabaceae (kacang-kacangan) ini berupa tanaman herba (kadang-kadang membelit dengan sulur), perdu, pohon atau liana, kadang-kadang berduri, akar sering bersimbiosa dengan bakteri pengikat nitrogen; asam amino non-protein sering terdapat pada biji/bagian lain, sel-sel sekresi mengandung tanin, gum dan substansi lain, kadang-kadang sianogenik, sering menghasilkan alkaloida dari kelompok piridin, quinolizidin dan indol. Daun tersebar, jarang berhadapan, majemuk pinatus, palmatus, trifoliolatus atau unifoliatus bahkan tunggal, ada pulvinus, stipula dan stipela sering ada. Bunga dalam rasemus, spika atau kapitulum, biseksual, zigomorf; sepal umumnya 5, bersatu; petal 5, papilionaseus, petal paling atas disebut vexilum (bendera), dua petal lateral, lepas disebut alae (sayap), dua lagi paling dalam disebut karina (lunas) sering bersatu membungkus androesium dan ginaesium; stamen umunya 10, semua bersatu (monadelfus) atau 9 bersatu, 1 lepas (diadelfus), bisa terdapat hipantium, nektar sering terdapat, sering berbentuk cincin sekeliling ovarium; ginaesium 1 karpel, ovul 2-banyak pada plasenta marginals. Buah legum, kadang-kadang samara, serupa drupa, serupa nuks atau serupa akhen; Biji dengan funikulus pendek, testa sering keras, sering sangat tahan lama, endosperm umumnya tidak ada. Biji sering mengandung kanavanin, suatu asaam amino non-protein yang hanya terdapat pada suku ini.
Suku ini terdiri dari sekitar 440 marga dengan 12.000 jenis, tersebar luas dari daerah tropis sampai temperata. Contoh: kacang tanah (Arachis hypogea), kacang parang (Canavalia ensiformis), kedelai (Glycine soya), kacang hijau (Phaseolus radiatus), kacang merah (Phaseolus vulgaris), kacang panjang (Vigna unguiculata), kacang Adas (Foeniculum vulgane) dan lain-lain.
Tanaman suku Fabaceae (kacang-kacangan) ini disebutkan dalam Al-qur’an QS. Al-Baqarah ayat 61 yang berbunyi :
Artinya : "Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah: 61:).
Menurut kitab (Aysar at-Tafaasiir li Kalaam ‘al-Aliy al-Kabiir karya Syaikh Abu Bakar al-Jazâiriy dan Kitab Zubdatut Tafsir min Fath al-Qadîr  karya DR. Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar), Pada saat itu nabi Musa as sedang bersama dengan kaum bani Israel, dan salah satu kaum bani Israel tersebut berkata kepada nabi musa [kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja…] : Ini adalah luapan kebosanan mereka terhadap kondisi yang mereka alami. Kondisi dimana penuh dengan nikmat, rizki yang baik-baik serta hidup yang serba enak. Sebaliknya menyingkap keinginan mereka untuk kembali kepada kehidupan kasar yang sudah terbiasa mereka lakukan. Karena itu, mereka berkata: ‘Kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu makanan saja’, yakni karena hanya dua jenis makanan itu saja (manna dan salwa) yang dimakan setiap harinya dan tidak ada lagi makanan selain itu dan tidak diganti-ganti.[Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Rabb-mu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang..] [ditumbuhkan…] : yakni dikeluarkan. [bumi…] [yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya…] : kata ‘al-Baql’ (sayur-mayur) maknanya: setiap tumbuhan yang tidak memiliki batang/dahan sedangkan lawannya, kata ‘asy-Syajar’ (pohon) adalah yang memiliki batang/dahan. Yang dimaksud di dalam ayat ini adalah sayur-mayur yang dikonsumsi oleh manusia. Sedangkan kata ‘al-Fûm’ maknanya bermacam-macam; ada yang mengatakan: ‘ats-Tsaum” (bawang putih), ada yang mengatakan: ‘al-Hinthah’ (gandum).
[Musa berkata:”Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang baik…] : yakni apakah kalian menempatkan posisi semua tetumbuhan dan sayur mayur ini sebagai ganti posisi al-Mann dan as-Salwa yang keduanya ini adalah lebih baik dari itu semua. Padahal dari sisi rasa, keduanya adalah lebih enak, disamping kelebihan lainnya bahwa keduanya berasal dari sisi Allah tanpa perantaraan makhluq manapun, tidak diragukan lagi kehalalannya dan di dalam mendapatkannya tidak perlu memporsir tenaga dan bersusah-susah.
Dari penafsiran diatas dapat diketahui bahwa Adas merupakan jenis dari tumbuhan kacang – kacangan. Pada tafsiran diatas menunjukkan bahwa tanaman Tanaman suku Fabaceae (kacang-kacangan) merupakan herba atau perdu, karena terdapat kata – kata rendah, rendah disini berarti habitus dari herba atau perdu, dan juga termasuk dalam jenis sayur- sayuran. hal tersebut dibuktikan dengan kata ‘al-Baql’ (sayur-mayur) maknanya: setiap tumbuhan yang tidak memiliki batang/dahan sedangkan lawannya, kata ‘asy-Syajar’ (pohon) adalah yang memiliki batang/dahan. Yang dimaksud di dalam ayat ini adalah sayur-mayur yang dikonsumsi oleh manusia.
Di Indonesia dikenal dua jenis adas yaitu adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan adas sowa (Anetum graveolens Linn.). Kedua jenis ini telah banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama adas (Foeniculum vulgare Mill.). Sedangkan Anetum graveolens Linn. Lebih banyak dibudidayakan di derah dataran rendah dan daunnya dimakan sebagai lalap.
Bentuk daun yang dimiliki suku Fabaceae ini bermacam-macam ada yang tersebar, jarang berhadapan, majemuk pinatus, palmatus, trifoliolatus atau unifoliatus bahkan tunggal, ada pulvinus, stipula dan stipela sering ada. Akan tetapi semuanya berwarna hijau sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Al ‘Anaam ayat 99 yang berbunyi :


 Artinya : " Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau.” (QS. Al ‘Anaam: 99).
Maksud dari “tumbuh-tumbuhan yang menghijau” dalam ayat tersebut adalah daun yang berwarna hijau. Warna daun hijau tersebut dipengaruhi oleh adanya zat hijau daun atau disebut klorofil. (Sumenda, 2011) Klorofil merupakan suatu pigmen yang memberi warna hijau pada daun.Klorofil  adalah  pigmen berwarna hijau yang  terdapat dalam kloroplas. Pada  tumbuhan  tingkat tinggi,  kloroplas  terutama  terdapat pada jaringan parenkim palisade dan  parenkim  spons  daun.  Dalam kloroplas,  pigmen  utama  klorofil serta  karotenoid  dan  xantofil terdapat  pada  membran  tilakoid.
            Klorofil  berasal  dari proplastida    yaitu  plastida  yang belum  dewasa,  kecil  dan  hampir tidak  berwarna  dan  sedikit  atau tanpa  membran  dalam.  Proplastida membelah saat embrio berkembang, dan  menjadi  kloroplas  ketika  daun dan  batang  terbentuk.  Pada  organ yang  terkena  cahaya  matahari, kloroplas muda akan aktif membelah (Sumenda,2011).
            Kloroplas  terutama  berfungsi adalah  sebagai  tempat berlangsungnya  fotosintesis. Pigmen-pigmen  pada  membran tilakoid  akan  menyerap  cahaya  matahari  atau  sumber  cahaya lainnya  dan  mengubah  energi cahaya  tersebut menjadi  energi kimia  dalam  bentuk  adenosin trifosfat (ATP) (Sumenda,2011).
            Pada  tumbuhan  tingkat  tinggi, klorofil  a  dan  klorofil  b  merupakan  pigmen  utama  fotosintetik,  yang berperan  menyerap  cahaya  violet, biru,  merah  dan  memantulkan cahaya  hijau  (Salaki  2000). Molekul klorofil  adalah  suatu  derivat  porfirin yang  mempunyai  struktur  tetrapirol siklis  dengan  satu  cincin  pirol  yang sebagian  tereduksi.  Inti  tetrapirol mengandung  atom  Mg  non-ionik yang diikat oleh dua  ikatan kovalen, dan  memiliki  rantai  samping.  Sintesis  klorofil  terjadi  melalui fotoreduksi  protoklorofilid  menjadi klorofilid  a  dan  diikuti  dengan esterifikasi  fitol  untuk  membentuk klorofil  a  yang  dikatalisis  enzim klorofilase. Perubahan protoklorofilid menjadi  klorofil  a pada  tumbuhan angiospermae mutlak membutuhkan  cahaya.  Selanjutnya  klorofil  jenis yang  lain  disintesis  dari  klorofil  a (Sumenda,2011).
            Bagian yang dimakan dari Suku Fabaceae (kacang-kacangan) yaitu bagian bijinya.. Seperti dalam Al-qur’an QS. Yasin  ayat 33 yang berbunyi
Artinya : " Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. ” (QS. Yasin: 33).
Akan tetapi Jika ditinjau kembali pada Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 61 dapat diketahuai bahwa kacang Adas (Fabaceae) bukanlah sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan manna dan salwa. Banyak pendapat mengenai manna, diantaranya ialah cairan putih yang mirip madu walau ada yang berpendapat itu adalah jamur truffle karena adanya hadits Nabi SAW yang berbunyi, “Jamur kam’ah (truffle) berasal dari manna, airnya mengandung obat penawar bagi mata.” (H.R. Bukhari)
Menurut Imam Dzahabi, manna yang turun pada pohon khotmiy yang berasal darinya berwarna putih dan yang tidak berasal darinya berwarna hijau. Kekuatannya bertambah dan berkurang tergantung pohon yang dihinggapinya, bagus untuk dada, bermanfaat untuk batuk dan dapat menghilangkannya.Sedangkan salwa dikatakan Adz Dzahabi adalah jenis burung puyuh, memakannya menyenangkan hati dan menghancurkan kencing batu, bagus untuk kimus, bermanfaat untuk orang yang sehat dan yang baru sembuh dari sakit.
Diuraikan oleh Ibnu Muflih bahwasannya kacang adas itu mengganggu orang lain dan menyebabkan perut kembung. Sesungguhnya adas itu disebut bersamaan dengan bawang merah di dalam Al-Qur’an. Kacang adas adalah syahwat yang lebih disukai oleh orang-orang Yahudi daripada manna dan salwa.Adas mengandung karakter kematian, panas-kering. Adas juga mengandung dua sifat yang kontradiktif; yang satu mengeraskan tinja; sedang yang lain melunakkannya.
Adas sangat berbahaya bagi pengidap melancholia (masalah dengan ampedu hitam) dan membuatnya mengalami mimpi buruk. Adas juga bisa mengentalkan darah, juga tidak baik untuk syaraf. Adas sulit dicerna, tidak baik untuk lambung, sangat berbahaya bagi orang yang sulit buang air kecil, menghambat kelancaran darah haid, menyebabkan bengkak-bengkak dingin dan menghasilkan angin yang tebal.
Bukan berarti kacang Adas (Fabaceae) sia-sia  diciptakan karena mengandung mudhorat apabila dikonsumsi oleh manusia , karena segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT tiadalah yang sia-sia sebagaimana dalam Al-Qur’an QS. Ali-Imran ayat 191 yang berbunyi:
Artinya : " Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 191).

Jangan gara-gara Suku Fabaceae (kacang-kacangan) ini terkesan memiliki banyak mudhorat apabila dikonsumsi membuat kita menjauhi dan enggan mengkonsumsinya dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak mengonsumsi kacang-kacangan sekitar tiga cangkir porsi per minggunya menurut para pakar nutrisi. Jika rutin mengonsumsinya malah tidak menimbulkan gas dalam tubuh. Sebagaimana yang dikatakan ahli nutrisi Cynthia Sass, MPH, RD bahwa “Jika rutin makan kacang-kacangan, semakin kecil kemungkinan Anda untuk mengalami perut kembung dan banyak gas dibandingka yang jarang mengonsumsinya.”
Jadi, tak perlu takut perut banyak gas maupun kembung lagi kan sekarang, seperti dilansir laman Time, Selasa (12/4/2015), ini tiga manfaat hebat mengonsumsi kacang-kacangan: 1. Kaya serat, kacang-kacangan memiliki banyak serat sehingga membuat Anda tak mudah lapar. Poin tambahannya adalah kacang yang dimasak seratnya tidak mudah rusak. “Sera dalam kacang tidak mudah rusak, meskipun dimasak. Kacang memiliki serat baik di kulit dan daging,” terang Sass. 2. Bantu atur gula darah, karena kaya serat, hal ini memengaruhi terhadap gula darah. Serat dalam kacang pun cenderung diserap lebih lamaoleh tubuh. Bagi yang memiliki diabetes tipe dua mengonsumsi satu cangkir kacang tiap hari selama tiga minggu mampu mempertahankan gula darah dan tekanan darah seperti dikutip studi dari Archives of Internal Medicine. 3. Bantu turunkan kolesterol,kadar kolesterol jenis LDL yang buruk bagi tubuh menempel pada dinding pembuluh darah. Dengan makan kacang yang banyak serat, ini akan membantu mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan dan mencegah masuk ke darah.Bahkan, dengan makan satu porsi kacang, kacang polong, buncis per hari dapat menurunkan kadar LDL hingga 5 persen seperti diungkapkan dalam studi di Canadian Medical Journal.
Dokumentasi penelitian ini adalah sebagai berikut :


(Arachis pintoi)


(Praktikan saat Observasi)


kacang panjang (Vigna unguiculata


kacang tanah (Arachis hypogea)

A.    KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Kaidah Suku Fabaceae (kacang-kacangan) dalam Al Quran memiliki pembahasan yang sangat luas untuk dikaji lebih dalam lagi.
2.      Manfaat Suku Fabaceae (kacang-kacangan) diantaranya yaitu dapat membantu menurunkan kolesterol,membantu mengatur kadar gula dan kaya akan serat, selain itu harus berhati-hati karena jika Suku Fabaceae (kacang-kacangan) dimakan secara berlebihan maka akan akan dapat menimbulkan perut kembung ,banyak gas, smengentalkan darah dan menghambat kelancaran darah haid

B.     DAFTAR PUSTAKA
Abdul Fida Isma’il ibnu Katsir Ad-Damasyqi, Al-imam.2007. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7. Jakarta : Sinar Baru Algensindo
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2012. Jakarta: CV Darus Sunnah
Dasuki, Undang. 1991. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung : ITB Bandung

Sumenda, Lusia. 2001. Analisis Kandungan Klorofil  Daun Mangga (Mangifera indica L.) pada Tingkat Perkembangan Daun yang Berbeda. Jurnal Bioslogos Vol. 1 No. 1

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press





You May Also Like

0 comments