Hubungan Manusia Dengan Tumbuhan; Mengenal Istilah Etnobotani

by - 10:11 PM


Hubungan timbal balik antara manusia dan tumbuhan tidak dapat dipisahkan, bagaikan dua sisi keping mata uang logam. Manusia untuk dapat bertahan hidup tentu saja perlu memanfaatkan tumbuhan yang ada disekelilingnya. Kegiatan memanfaatkan tumbuhan yang dilakukan oleh setiap manusia, khususnya oleh setiap suku/ bangsa tertentu inilah yang dikenal dengan istilah etnobotani.
Menurut Yatias (2015) menyatakan bahwa Etnobotani dewasa ini merupakan istilah popular karena ini adalah salah satu cara pandang orang terhadap sekitar. Apabila digunakan di awal nama satu disiplin ilmu seperti botani atau farmakologi, kalimat ini menunjukkan bahwa peneliti sedang meneliti persepsi masyarakat tradisional tentang pengetahuan budaya dan teknologi. Etnobotani sebagai salah satu jembatan pengetahuan tradisional dan modern pada saat ini menjadi topik yang berkembang.
Istilah etnobotani pertama kalinya diusulkan oleh Harsberger pada tahun 1985. Etnobotani menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah ilmu botani mengenai pemanfaatan tumbuh-tumbuhan dalam keperluan kehidupan sehari-hari dan adat suku bangsa. Etnobotani berasal dari dua kata Yunani yaitu Ethnos dan botany. Etno berasal dari kata Ethnos yang berarti memberi ciri pada kelompok dari suatu populasi dengan latar belakang yang sama baik dari adat istiadat, karakteristik, bahasa dan sejarahnya, sedangkan botany adalah ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan. Dengan demikian etnobotani berarti kajian interaksi antara manusia dengan tumbuhan atau dapat diartikan sebagai studi mengenai pemanfaatan tumbuhan pada suatu budaya tertentu (Martin, 1998).
Etnobotani secara harfiah berarti ilmu yang mengkaji pengetahuan botani masyarakat lokal/tradisional. Etnobotani merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan yang berlangsung antara masyarakat tradisional dengan lingkungan nabati. Sekarang ini etnobotani digambarkan sebagai hubungan timbal balik antar manusia dengan tumbuhan. Etnobotani bertujuan membantu dalam menerangkan budaya dari suku-suku bangsa dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan makanan, pakaian, obat-obatan, bahan pewarna dan lainnya. Istilah etnobotani sudah dikenal dan statusnya sebagai ilmu tidak mengalami masalah lagi, tetapi objek yang diteliti statusnya sangat rawan karena cepatnya laju erosi sumber daya alam terutama flora dan pengetahuan tradisional pemanfaatn tumbuhan dari suku bangsa atau kelompok tertentu. Hal ini disebabkan oleh rusak dan berubahnya habitat suku bangsa dan tumbuhan tertentu di muka bumi (Soekarman dan Ridwan, 1992 dalam Ulfah, 2002).
(Bersambung Lain Waktu, untuk sharing di kolom komentar yach).

Bersumber dari:
Hastuti SD, Tokede MJ dan Maturbongs RA. 2002. Tumbuhan Obat Menurut Etnobotani Suku Biak. Traditional medicinal plants of the Biak people. Beccariana. Volume 4. No. 1.
Martin GJ. 2004. Ethnobotany: a metods manual. London: Chapman and Hall. Nasruddin, M. 2005. Inventarisasi Gulma Berpotensi Sebagai Obat di Lahan Tumpangsari, Desa Blaru, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Skripsi tidak ditebitkan. Malang: Jurusan BiologiFakultas Saintek UIN Malang.
Ulfah, M. 2002. Etnobotani pada Tumbuhan Suku Zingiberaceae di Daerah Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang. Jurusan Biologi UIN Malang.
Yatias, Ellyf Aulana. 2015. Etnobotani Tumbuhan Obat Di Desa Neglasari Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

You May Also Like

0 comments