Pentingnya Pelestarian Permaian Tradisional Galasin (Gobak Sodor) Sebagai Sarana Silaturrahmi
Bermain merupakan suatu
aktivitas yang tidak pernah kita tinggalkan, terutama saat kita masih berusia
kanak-kanak. Dengan bermain banyak hal yang dapat kita pelajari. Setiap bangsa
di dunia mempunyai permainan, yang secara umum dinamakan permainan khas/tradisional.
Permainan tradisional di dunia ini baik untuk orang dewasa maupun anak-anak
pada umumnya berdasarkan gerak tubuh seperti berlari dan melompat, atau
berdasarkan kegiatan sosial sederhana seperti kejar-kejaran, bersembunyi-sembunyian
dan berkelaqhi-kelahian. Adapula yang berdasarkan kecakatan tangan seperti
berhitung, melempar batu kesuatu lubang tertentu, atau berdasarkan keadaan
untung-untungan seperti bermain dadu.
Terlebih lagi negara Indonesia yang kita diami ini, Indonesia yang terkenal dengan negeri yang kaya akan budaya dan suku bangsa ini tentu saja berbanding lurus dengan banyaknya permainan tradisional yang dimiliki. Permainan sebagai satu diantara jenis kegiatan yang mencirikan suatu identitas bangsa perlu sekali untuk dilestarikan. Menurut Bishop dan Curtis (2005) mendefinisikan permainan tradisional sebagai perminan yang telah diturunkan dari satu generasi kegenerasi berikutnya, mengandung nilai “baik,positif, bernilai, dan diinginkan”. Permainan tradisional sebagian besar berupa permainan anak yang merupakan bagian dari folklore.Permainan tradisional adalah suatu hasil budaya masyarakat, yang berasal dari zaman yang sangat tua, yang telah tumbuh dan hidup hingga sekarang, dengan masyarakat pendukungnya yang terdiri atas tua muda, laki perempuan, kaya miskin, rakyat bangsawan dengan tiada bedanya.
Terlebih lagi negara Indonesia yang kita diami ini, Indonesia yang terkenal dengan negeri yang kaya akan budaya dan suku bangsa ini tentu saja berbanding lurus dengan banyaknya permainan tradisional yang dimiliki. Permainan sebagai satu diantara jenis kegiatan yang mencirikan suatu identitas bangsa perlu sekali untuk dilestarikan. Menurut Bishop dan Curtis (2005) mendefinisikan permainan tradisional sebagai perminan yang telah diturunkan dari satu generasi kegenerasi berikutnya, mengandung nilai “baik,positif, bernilai, dan diinginkan”. Permainan tradisional sebagian besar berupa permainan anak yang merupakan bagian dari folklore.Permainan tradisional adalah suatu hasil budaya masyarakat, yang berasal dari zaman yang sangat tua, yang telah tumbuh dan hidup hingga sekarang, dengan masyarakat pendukungnya yang terdiri atas tua muda, laki perempuan, kaya miskin, rakyat bangsawan dengan tiada bedanya.
Permainan tradisonal merupakan
simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam
fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap
merupakan permainan anak. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap
menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan.
Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat
dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. Untuk itu pentingnya menjaga dan melestarikan
permaiana tradisional sebagaimana menurut Yunus (1981 bahwa permainan
tradisional adalah suatu permainan warisan dari nenek moyang yang wajib dan perlu dilestarikan
sebagai bagian dari proses perkembangan anak.
Pada
tulisan kali ini penulis akan menjelaskan pentingnya pelestarian permaian
tradisional galasin (gobak sodor) sebagai sarana silaturrahmi. Pemilihan jenis
permainan ini dilandaskan karena kekhawatiran penulis terhadap generasi muda
yang lebih senang bermain sendiri dibandingkan bermain dengan teman sebaya
secara kontak fisik (dalam artian ada pertemuan tatap muka secara langsung). Selain
itu permainan ini merupakan permainan asli Indonesia yang menurut Albab (2015)
menyatakan Gobag Sodor adalah sejenis permainan daerah asli
Indonesia. Permainan Gobag Sodor terkenal di wilayah Pulau Jawa. Banyak yang
mengatakan bahwa permainan ini berasal dari daerah Yogyakarta. Nama Gobak Sodor
berasal dari kata Gobag dan Sodor. Kata Gobag sendiri artinya bergerak dengan
bebas, sedangkan sodor artinya tombak.
Galah asin atau galasin yang juga disebut
gobak sodor adalah sejenis permainan daerah asli dari Indonesia. Permainan ini
adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing
tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar
tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk
meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses
bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan (Hidayat, 2013).
Permainan ini biasanya dimainkan di
lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan
menggunakan lapangan segi empat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6
bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur.
Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua,
yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal.
Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal,
maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha
untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas.
Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal
(umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan
garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat
mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga
dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan (Susanti,
2010).
Permainan Gobag Sodor
ini sangat menarik dan menyenangkan, permainan ini juga melatih kerja sama
dalam tim, melatih kepemimpinan, mengasah kemampuan otak, mengasah kemampuan
mencari strategi yang tepat, dan meningkatkan kekuatan dan ketangkasan. Selain
itu, permainan tradisional Gobag Sodor ini bagi anak-anak akan memberikan
pelajaran bagaimana menghadapi dan menyelesaikan konflik yang terjadi antar
teman . Banyakya manfaat ini tidak lagi membuat permainan ini digemari generasi
sekarang apabila dibndingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan
permainan berbasis teknologi lebih digemari generasi sekarang.
Hal ini membuat
kontak fisik dan tatap muka setiap anak menjadi berkurang sehingga membuat
hubugan silaturrahmi antar teman menjadi semakin renggang. Bandingkan saja
dengan sebelum berkembangnya teknologi seperti sekarang anak-anak banyak
menghabiskan waktu bermain secara langsung dengan teman-temanya untuk mengisi
waktu senggang sedangkan sekarang banyak anak yang lebih memilih bermain secara
digital dirumah. Prof. Nurhayati Rahman menyatakan ancaman kepunahan seni
tradisi di Indonesia bukan hanya karena ancaman budaya asing, namun karena “
Kita tak punya kecintaan pada diri kita, bangsa kita, Negara kita. Kita bangga
kalau bisa impor segala sesuatu, termasuk ilmu pengetahuan. Makanya tak ada
penemuan baru, karena terlalu “menurut mereka”, bukan “menurut kita”. Padahal
sumber pengetahuan kita berlimpah”.
Perminan galasin dapat
dikatakan sebagai sarana silaturrahmi dikarenakan permainan ini menuntut kita
untuk berkontak fisik secara langsung. Sebagaimana menurut Generasi Muda
Kulonprogo (GMK) permainan ini, merupakan upaya untuk
menumbuhkembangkan sikap kebersamaan. Dengan sikap ini akan menjadikan kita
sebagai manusia yang peduli terhadap sesama. Kepedulian ini bisa dilakukan
dalam bentuk silaturrahmi.
Islam telah
memerintahkan umatnya untuk terus menyambung sillaturrahmi antar saudara sesama
muslim maupun non-muslim. Pentingnya
menyambung sillaturrahmi tersebut dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an maupun
dalam sabda Rasulullah SAW dalam hadits.
Allah berfirman dalam
QS Hujurat ayat 10:
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ -١٠-
Artinya: Orang-orang beriman itu
sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Dalam ayat
diatas, dijelaskan bahwa umat Islam itu bersaudara sehingga tali sillaturrahmi
antar sesama umat Islam harus tetap dijaga. Dengan menjaga tali sillaturrahmi
tersebut, maka Allah akan menurunkan rahmat-Nya pada orang tersebut. Rasulullah
SAW juga sering menyampaikan betapa pentingnya seorang manusia untuk tetap
menjaga hubungannya dengan manusia lainnya.
“Barangsiapa yang suka
dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya, maka sambunglah silaturahim” (HR. Bukhari).
“Sesungguhnya Rahmat itu tidak
diturunkan kepada kaum yang di dalamnya ada seorang pemutus keluarga” (HR. Bukhari).
“Tidak ada dosa yang Allah SWT
lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya
di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi” (HR Tirmidzi).
Dalam
hadits-hadits tersebut dapat diketahui bahwa banyak sekali manfaat yang
didapatkan dengan menjaga tali sillaturrahmi. Diantaranya ialah dilapangkan rizkinya,
diakhirkan ajalnya, diberikan rahmat, diakhirkan siksaan ketika di akhirat, dan
masih banyak manfaat lainnya.
Bersumber dari:
Albab, Uliel. 2015. Seru, Bermain `Traditional
Sport` Gobak sodor. http://citizen6.liputan6.com/read/2208126/seru-bermain-traditional-sport-gobak-sodor. Diakses pada hari Kamis 08 Juni 2017 pukul 22.10 WIB
Generasi Muda Kulonprogo. 2014. MELIHAT LOMBA GOBAK SODOR ANTAR
KECAMATAN DI KULONPROGO. https://kulonprogonews.wordpress.com/2011/05/18/melihat-lomba-gobak-sodor-antar-kecamatan-di-kulonprogo/. Diakses pada hari hari Kamis 08 Juni 2017 pukul 22.10
WIB
0 comments