FABACEAE (KACANG-KACANGAN) DALAM SAINS DAN AL QURAN
MAKALAH BOTANI TUMBUHAN BERPEMBULUH
FABACEAE
(KACANG-KACANGAN) DALAM SAINS DAN AL QURAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Akhir
Mata Kuliah Botani Tumbuhan
Berpembuluh
Dosen Pengampu:
Drs.
Sulisetijono
Ainun Nikmati Laily M.
Si
Disusun oleh :
Ario Miftahul H (13620025)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015
A. LATAR
BELAKANG
Tumbuhan merupakan salah satu
makhluk hidup yang telah diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi ini. Semua yang
diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini tentu saja mempunyai peranan
masing-masing untuk tetap dapat menjaga keseimbangan ekosistem. Di alam ini terdapat banyak sekali jenis
tumbuhan yang berbeda-beda. Semua tumbuhan mempunyai manfaat bagi manusia
karena tidak ada sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT yang sia-sia. Sebagimana
dalam potongan QS. Ali-‘Imran ayat 191 yang berbunyi:
Artinya : " Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 191).
Tumbuhan diciptakan di bumi ini salah satu tujuannya adalah agar dapat
dimanfaatkan oleh manusia dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Tumbuhan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan pokok, sumber protein nabati, sebagai obat,
sebagai hiasan (fungsi estetika) dan sebagai bahan bangunan. Tumbuhan yang
dimanfaatkan manusia sebagai bahan makanan salah satunya adalah suku Fabaceae
(kacang-kacangan).
Suku Fabaceae (kacang-kacangan) ini berupa tanaman herba (kadang-kadang
membelit dengan sulur), perdu, pohon atau liana, kadang-kadang berduri, akar
sering bersimbiosa dengan bakteri pengikat nitrogen. Daun tersebar, jarang
berhadapan, majemuk pinatus, palmatus, bunga dalam rasemus, spika atau
kapitulum, biseksual, zigomorf. Buah legum, kadang-kadang samara dan biji
dengan funikulus pendek, testa sering keras serta biji mengandung kanavanin.
Suku ini terdiri dari sekitar 440 marga dengan 12.000 jenis, tersebar luas dari
daerah tropis sampai temperata (Dasuki, 1991: 111-113).
Suku Fabaceae (kacang-kacangan) yang termasuk di dalamnya adalah jenis
polong-polongan atau biji-bijian ini tersurat dalam Al-qur’an QS. Yasin ayat 33 yang berbunyi :
Artinya
: "Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi
mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari
padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. ” (QS. Yasin: 33).
Ayat
tersebut menjelaskan bahwa betapa besarnya kekuasaan Allah SWT yang dapat
menjadikan bumi yang mati ini menjadi hidup dan kemudian mengeluarkan berbagai
macam biji-bijian yang diperuntukkan untuk makanan bagi makhluk yang hidup
didalamnya termasuk manusia. Makalah ini hanya akan membahas tentang tanaman
yang berbiji khususnya suku Fabaceae (kacang-kacangan).
A. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah
:
1. Bagaimana
kaidah suku
Fabaceae (kacang-kacangan) dalam Al Quran?
2. Apa
manfaat dari suku Fabaceae
(kacang-kacangan)?
B. Tujuan
Tujuan dari makalahs
ini adalah :
1. Untuk
mengetahui kaidah suku Fabaceae (kacang-kacangan) dalam Al Quran.
2. Untuk
untuk engetahui manfaat dari suku Fabaceae (kacang-kacangan).
C. PEMBAHASAN
Suku
Fabaceae (kacang-kacangan) ini berupa tanaman herba (kadang-kadang membelit
dengan sulur), perdu, pohon atau liana, kadang-kadang berduri, akar sering
bersimbiosa dengan bakteri pengikat nitrogen; asam amino non-protein sering
terdapat pada biji/bagian lain, sel-sel sekresi mengandung tanin, gum dan
substansi lain, kadang-kadang sianogenik, sering menghasilkan alkaloida dari
kelompok piridin, quinolizidin dan indol. Daun tersebar, jarang berhadapan,
majemuk pinatus, palmatus, trifoliolatus atau unifoliatus bahkan tunggal, ada
pulvinus, stipula dan stipela sering ada. Bunga dalam rasemus, spika atau
kapitulum, biseksual, zigomorf; sepal umumnya 5, bersatu; petal 5,
papilionaseus, petal paling atas disebut vexilum (bendera), dua petal lateral,
lepas disebut alae (sayap), dua lagi paling dalam disebut karina (lunas) sering
bersatu membungkus androesium dan ginaesium; stamen umunya 10, semua bersatu
(monadelfus) atau 9 bersatu, 1 lepas (diadelfus), bisa terdapat hipantium,
nektar sering terdapat, sering berbentuk cincin sekeliling ovarium; ginaesium 1
karpel, ovul 2-banyak pada plasenta marginals. Buah legum, kadang-kadang
samara, serupa drupa, serupa nuks atau serupa akhen; Biji dengan funikulus
pendek, testa sering keras, sering sangat tahan lama, endosperm umumnya tidak
ada. Biji sering mengandung kanavanin, suatu asaam amino non-protein yang hanya
terdapat pada suku ini.
Suku ini
terdiri dari sekitar 440 marga dengan 12.000 jenis, tersebar luas dari daerah
tropis sampai temperata. Contoh: kacang tanah (Arachis hypogea), kacang parang (Canavalia ensiformis), kedelai (Glycine
soya), kacang hijau (Phaseolus
radiatus), kacang merah (Phaseolus
vulgaris), kacang panjang (Vigna
unguiculata), kacang Adas (Foeniculum vulgane) dan lain-lain.
Tanaman
suku
Fabaceae (kacang-kacangan) ini disebutkan dalam Al-qur’an QS. Al-Baqarah
ayat 61 yang berbunyi :
Artinya
: "Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa,
kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu
mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa
yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya,
kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu
mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke
suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu
ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat
kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari
ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian
itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS.
Al-Baqarah: 61:).
Menurut kitab (Aysar
at-Tafaasiir li Kalaam ‘al-Aliy al-Kabiir karya Syaikh Abu Bakar al-Jazâiriy
dan Kitab Zubdatut Tafsir min Fath al-Qadîr karya DR. Muhammad Sulaiman
Abdullah al-Asyqar), Pada saat itu nabi Musa as sedang bersama dengan kaum
bani Israel, dan salah satu kaum bani Israel tersebut berkata kepada nabi musa
[kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja…] : Ini adalah
luapan kebosanan mereka terhadap kondisi yang mereka alami. Kondisi dimana
penuh dengan nikmat, rizki yang baik-baik serta hidup yang serba enak.
Sebaliknya menyingkap keinginan mereka untuk kembali kepada kehidupan kasar
yang sudah terbiasa mereka lakukan. Karena itu, mereka berkata: ‘Kami tidak
bisa sabar (tahan) dengan satu makanan saja’, yakni karena hanya dua jenis
makanan itu saja (manna dan salwa) yang dimakan setiap harinya dan tidak ada
lagi makanan selain itu dan tidak diganti-ganti.[Sebab itu mohonkanlah untuk
kami kepada Rabb-mu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang..] [ditumbuhkan…]
: yakni dikeluarkan. [bumi…] [yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang
putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya…] : kata ‘al-Baql’ (sayur-mayur)
maknanya: setiap tumbuhan yang tidak memiliki batang/dahan sedangkan lawannya,
kata ‘asy-Syajar’ (pohon) adalah yang memiliki batang/dahan. Yang dimaksud di
dalam ayat ini adalah sayur-mayur yang dikonsumsi oleh manusia. Sedangkan kata
‘al-Fûm’ maknanya bermacam-macam; ada yang mengatakan: ‘ats-Tsaum” (bawang
putih), ada yang mengatakan: ‘al-Hinthah’ (gandum).
[Musa berkata:”Maukah kamu
mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang baik…] : yakni apakah
kalian menempatkan posisi semua tetumbuhan dan sayur mayur ini sebagai ganti
posisi al-Mann dan as-Salwa yang keduanya ini adalah lebih baik dari itu semua.
Padahal dari sisi rasa, keduanya adalah lebih enak, disamping kelebihan lainnya
bahwa keduanya berasal dari sisi Allah tanpa perantaraan makhluq manapun, tidak
diragukan lagi kehalalannya dan di dalam mendapatkannya tidak perlu memporsir
tenaga dan bersusah-susah.
Dari penafsiran diatas dapat
diketahui bahwa Adas merupakan jenis dari tumbuhan kacang – kacangan.
Pada tafsiran diatas menunjukkan bahwa tanaman Tanaman suku Fabaceae
(kacang-kacangan) merupakan herba atau perdu, karena terdapat kata – kata
rendah, rendah disini berarti habitus dari herba atau perdu, dan juga termasuk
dalam jenis sayur- sayuran. hal tersebut dibuktikan dengan kata ‘al-Baql’
(sayur-mayur) maknanya: setiap tumbuhan yang tidak memiliki batang/dahan
sedangkan lawannya, kata ‘asy-Syajar’ (pohon) adalah yang memiliki
batang/dahan. Yang dimaksud di dalam ayat ini adalah sayur-mayur yang
dikonsumsi oleh manusia.
Di Indonesia dikenal dua jenis
adas yaitu adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan adas sowa (Anetum
graveolens Linn.). Kedua
jenis ini telah banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama adas (Foeniculum
vulgare Mill.). Sedangkan Anetum graveolens Linn. Lebih banyak
dibudidayakan di derah dataran rendah dan daunnya dimakan sebagai lalap.
Bentuk daun yang dimiliki suku
Fabaceae ini bermacam-macam ada yang tersebar, jarang berhadapan, majemuk
pinatus, palmatus, trifoliolatus atau unifoliatus bahkan tunggal, ada pulvinus,
stipula dan stipela sering ada. Akan tetapi semuanya berwarna hijau sebagaimana
Firman Allah SWT dalam QS. Al ‘Anaam ayat 99 yang berbunyi :
Maksud dari “tumbuh-tumbuhan yang menghijau” dalam
ayat tersebut adalah daun yang berwarna hijau. Warna daun hijau tersebut
dipengaruhi oleh adanya zat hijau daun atau disebut klorofil. (Sumenda, 2011)
Klorofil merupakan suatu pigmen yang memberi warna hijau pada
daun.Klorofil adalah pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas. Pada tumbuhan
tingkat tinggi, kloroplas terutama
terdapat pada jaringan parenkim palisade dan parenkim
spons daun. Dalam kloroplas, pigmen
utama klorofil serta karotenoid
dan xantofil terdapat pada
membran tilakoid.
Klorofil berasal
dari proplastida yaitu plastida
yang belum dewasa, kecil
dan hampir tidak berwarna
dan sedikit atau tanpa
membran dalam. Proplastida membelah saat embrio berkembang,
dan menjadi kloroplas
ketika daun dan batang
terbentuk. Pada organ yang
terkena cahaya matahari, kloroplas muda akan aktif membelah
(Sumenda,2011).
Kloroplas terutama
berfungsi adalah sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pigmen-pigmen pada
membran tilakoid akan menyerap
cahaya matahari atau
sumber cahaya lainnya dan
mengubah energi cahaya tersebut menjadi energi kimia
dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP) (Sumenda,2011).
Pada tumbuhan
tingkat tinggi, klorofil a
dan klorofil b
merupakan pigmen utama
fotosintetik, yang berperan menyerap
cahaya violet, biru, merah
dan memantulkan cahaya hijau
(Salaki 2000). Molekul
klorofil adalah suatu
derivat porfirin yang mempunyai
struktur tetrapirol siklis dengan
satu cincin pirol
yang sebagian tereduksi. Inti
tetrapirol mengandung atom Mg
non-ionik yang diikat oleh dua
ikatan kovalen, dan memiliki rantai
samping. Sintesis klorofil
terjadi melalui fotoreduksi protoklorofilid menjadi klorofilid a
dan diikuti dengan esterifikasi fitol
untuk membentuk klorofil a
yang dikatalisis enzim klorofilase. Perubahan protoklorofilid
menjadi klorofil a pada
tumbuhan angiospermae mutlak membutuhkan
cahaya. Selanjutnya klorofil
jenis yang lain disintesis
dari klorofil a (Sumenda,2011).
Bagian yang dimakan dari Suku
Fabaceae (kacang-kacangan) yaitu bagian bijinya.. Seperti dalam Al-qur’an QS. Yasin
ayat 33 yang berbunyi
Artinya
: " Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang
besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami
keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. ” (QS. Yasin: 33).
Akan tetapi Jika ditinjau
kembali pada Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 61 dapat diketahuai bahwa kacang
Adas (Fabaceae) bukanlah sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan manna dan
salwa. Banyak pendapat mengenai manna, diantaranya ialah cairan putih yang
mirip madu walau ada yang berpendapat itu adalah jamur truffle karena adanya
hadits Nabi SAW yang berbunyi, “Jamur kam’ah (truffle) berasal dari manna,
airnya mengandung obat penawar bagi mata.” (H.R. Bukhari)
Menurut Imam Dzahabi, manna
yang turun pada pohon khotmiy yang berasal darinya berwarna putih dan yang
tidak berasal darinya berwarna hijau. Kekuatannya bertambah dan berkurang
tergantung pohon yang dihinggapinya, bagus untuk dada, bermanfaat untuk batuk
dan dapat menghilangkannya.Sedangkan salwa dikatakan Adz Dzahabi adalah jenis
burung puyuh, memakannya menyenangkan hati dan menghancurkan kencing batu,
bagus untuk kimus, bermanfaat untuk orang yang sehat dan yang baru sembuh dari
sakit.
Diuraikan oleh Ibnu Muflih
bahwasannya kacang adas itu mengganggu orang lain dan menyebabkan perut
kembung. Sesungguhnya adas itu disebut bersamaan dengan bawang merah di dalam
Al-Qur’an. Kacang adas adalah syahwat yang lebih disukai oleh orang-orang
Yahudi daripada manna dan salwa.Adas mengandung karakter kematian,
panas-kering. Adas juga mengandung dua sifat yang kontradiktif; yang satu
mengeraskan tinja; sedang yang lain melunakkannya.
Adas sangat berbahaya bagi
pengidap melancholia (masalah dengan ampedu hitam) dan membuatnya mengalami
mimpi buruk. Adas juga bisa mengentalkan darah, juga tidak baik untuk syaraf.
Adas sulit dicerna, tidak baik untuk lambung, sangat berbahaya bagi orang yang
sulit buang air kecil, menghambat kelancaran darah haid, menyebabkan
bengkak-bengkak dingin dan menghasilkan angin yang tebal.
Bukan
berarti kacang Adas (Fabaceae) sia-sia
diciptakan karena mengandung mudhorat apabila dikonsumsi oleh manusia ,
karena segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT tiadalah yang sia-sia
sebagaimana dalam Al-Qur’an QS. Ali-Imran ayat 191 yang berbunyi:
Artinya : " Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS.
Ali-‘Imran: 191).
Jangan gara-gara
Suku Fabaceae (kacang-kacangan) ini terkesan memiliki banyak mudhorat apabila
dikonsumsi membuat kita menjauhi dan enggan mengkonsumsinya dalam kehidupan
sehari-hari. Paling tidak mengonsumsi kacang-kacangan sekitar tiga cangkir
porsi per minggunya menurut para pakar nutrisi. Jika rutin mengonsumsinya malah
tidak menimbulkan gas dalam tubuh. Sebagaimana yang dikatakan ahli nutrisi
Cynthia Sass, MPH, RD bahwa “Jika rutin makan kacang-kacangan, semakin kecil
kemungkinan Anda untuk mengalami perut kembung dan banyak gas dibandingka yang
jarang mengonsumsinya.”
Jadi, tak perlu
takut perut banyak gas maupun kembung lagi kan sekarang,
seperti dilansir laman Time, Selasa (12/4/2015), ini tiga manfaat hebat
mengonsumsi kacang-kacangan: 1. Kaya serat, kacang-kacangan memiliki banyak
serat sehingga membuat Anda tak mudah lapar. Poin tambahannya adalah kacang
yang dimasak seratnya tidak mudah rusak. “Sera dalam kacang tidak mudah rusak,
meskipun dimasak. Kacang memiliki serat baik di kulit dan daging,” terang Sass.
2. Bantu atur gula darah, karena kaya serat, hal ini memengaruhi terhadap gula darah. Serat
dalam kacang pun cenderung diserap lebih lamaoleh tubuh. Bagi yang memiliki diabetes tipe dua mengonsumsi satu cangkir
kacang tiap hari selama tiga minggu mampu mempertahankan gula darah dan tekanan
darah seperti dikutip studi dari Archives of Internal Medicine. 3. Bantu
turunkan kolesterol,kadar kolesterol jenis LDL yang buruk bagi tubuh menempel
pada dinding pembuluh darah. Dengan makan kacang yang banyak serat, ini akan
membantu mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan dan mencegah masuk ke
darah.Bahkan, dengan makan satu porsi kacang, kacang polong, buncis per hari
dapat menurunkan kadar LDL hingga 5 persen seperti diungkapkan dalam studi di Canadian Medical Journal.
Dokumentasi
penelitian ini adalah sebagai berikut :
(Arachis pintoi)
(Praktikan saat Observasi)
kacang panjang (Vigna
unguiculata)
kacang tanah (Arachis
hypogea)
A.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Kaidah
Suku
Fabaceae (kacang-kacangan) dalam Al Quran memiliki pembahasan yang
sangat luas untuk dikaji lebih dalam lagi.
2. Manfaat
Suku
Fabaceae (kacang-kacangan) diantaranya yaitu dapat membantu menurunkan kolesterol,membantu mengatur kadar gula dan kaya
akan serat,
selain itu harus berhati-hati karena jika Suku Fabaceae (kacang-kacangan) dimakan secara
berlebihan maka akan akan dapat menimbulkan perut kembung ,banyak
gas, smengentalkan darah dan menghambat
kelancaran darah haid
B.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Fida Isma’il ibnu Katsir Ad-Damasyqi, Al-imam.2007.
Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7. Jakarta :
Sinar Baru Algensindo
Al-Qur’an dan
Terjemahannya. 2012. Jakarta: CV Darus Sunnah
Dasuki, Undang. 1991. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung : ITB Bandung
Http://www.GemaIslam.comZulfikar/kacang/Manfaat%20Hebat%20di%20Balik%20Lezatnya%20Kacang-kacangan%20%20%20Gema%20Islam.html
diakses hari Kamis 04 Juni 2015 pukul 21:00 WIB
Sumenda, Lusia. 2001. Analisis Kandungan Klorofil Daun
Mangga (Mangifera indica L.) pada Tingkat Perkembangan Daun yang Berbeda. Jurnal
Bioslogos Vol. 1 No. 1
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta : UGM Press
0 comments